Jumat, 14 Mei 2010

Hati-Hati Money Game

Sistem perhitungan komisi yang berjenjang dalam MLM sering digunakan oleh praktik money game yang memirip-miripkan padahal tidak mirip. Ciri-ciri money game adalah, biaya recruitment-nya lebih tinggi dari MLM biasa, misalnya MLM hanya Rp 100-200 ribu, money game bisa dikenakan biaya 1 juta.

MLM pasti ada barang sedangkan money game bisa ada barang dan bisa tidak dan harga barangnya pun di luar batas normal. “Misalkan untuk sebuah pasta gigi harganya bisa mencapai Rp 300 ribu atau lebih dengan kualitas yang tak jauh berbeda dari produk sejenis,” terang Mike.

Selain itu Anda mendapatkan keuntungan dari uang recruitment, MLM tidak pernah membagi uang recruitment. Anda harus hati-hati agar tidak terjebak dalam praktik money game karena di Indonesia tidak ada hukum untuk melindungi mereka yang dirugikan.
Sumber: http://www.asnawi.com/blog/memilih-bisnis-mlm-yang-tepat/

Jumat, 23 April 2010

Menghindari Jebakan Money Game

Membedakan antara money game dan bisnis legal gampang-gampang susah. Masalahnya adalah kadang-kadang bisnis legal pun bisa dibuat menjadi money game hanya dengan sebuah trik sederhana. Ilustrasi paling gampang dicontohkan dalam studi kasus berikut:

Misalnya sebotol air mineral dalam kemasan botol 500ml, ~untuk mudahnya kita sebut saja AQUA~ dijual eceran di toko “A” seharga Rp.1000. Kita tahu harga dari pabrik atau harga grosir pasti kurang dari Rp.1000, katakan saja Rp.800 yg mana Rp.200 adalah margin toko “A” (laba + biaya operasional).

Kita bisa juga membeli AQUA tsb dari toko “B”, seharga Rp.1000. Tapi bedanya jika kita nanti mereferensikan orang untuk membeli AQUA ke toko “B” tsb kita mendapat fee dari toko “B” senilai Rp.100. Lho darimana toko “B” bisa membayar fee kita? Rupanya toko “B” tidak punya showroom, mereka cukup simpan barang di gudang sehingga biaya operasional toko bisa ditekan. Alhasil dari modal Rp.800 tsb, toko “B” bisa berbagi margin, Rp.100 untuk mereka dan Rp.100 untuk kita sebagai pemberi referensi.

——–
Sebentar… apakah harga AQUA Rp.1000 tsb murah? Jawabannya relatif… yg jelas, pasaran untuk air mineral dalam botol 500ml memang berkisar di harga tsb. Dimanapun anda membelinya, jadi kita bisa simpulkan harga tsb harga wajar. Sebab jika kita merebus sendiri air sebanyak 500ml mungkin biayanya cukup Rp.200… jadi ukuran sebuah bisnis tsb legal atau money game bukan semata2 dari harga produk. Yg jelas kita tahu, baik toko “A” maupun toko “B” menjual AQUA dengan harga wajar (Rp.1000) dan dalam praktik bisnis legal.
——–

Sekarang ada toko “C” dia mungkin saja mengambil AQUA dari toko “A” ataupun dari toko “B”. Cuma kali ini toko “C” sangat kreatif… dia membuat tulisan besar2 di depan tokonya “CUKUP DENGAN RP.100 (ya Seratus Perak) ANDA BISA DAPAT 1 BOTOL AQUA” …. banyak orang tertarik untuk membelinya… pikiran orang2 yg membaca tulisan tsb… “gila… murah benar, hanya dengan Rp.100 saya bisa dapat AQUA, sementara di toko “A” atau “C” saya harus keluar uang Rp.1000 untuk dapat AQUA yang sama” …..

…tapi….

ternyata ada syarat dan ketentuan berlaku yg ditulis kecil…”anda bisa membeli AQUA seharga Rp.100 dengan syarat, anda mengajak minimal 10 orang untuk membeli AQUA di toko “C” ….. nah mulai jelas kan arahnya??

Sekarang misalnya katakanlah Si Polan berhasil mengajak 10 orang temannya untuk membeli AQUA di toko “C”.. maka jelas Si Polan bisa mendapat sebotol AQUA hanya dengan harga Rp.100, sangat MURAH!!!

Tapi orang2 yg diajak di Si Polan, katakanlah Si Polun hanya berhasil mengajak 5 orang, lalu ada si Polin yg hanya berhasil mengajak 9 orang, dst. Apakah si Polun dan si Polin mendapat AQUA dengan uang Rp.100 tadi?? Jelas TIDAK, karena mereka tidak memenuhi syarat dan ketentuan berlaku yaitu mengajak minimal 10 orang… jadi jelas… si Polan menikmati AQUA tsb karena disubsidi oleh si Polun, si Polin, si Polen, dst…. sementara dibawahnya mereka yg tidak berhasil mengajak minimal 10 orang (meski berhasil mengajak 9 orang pun tetap tidak dapat AQUA) tidak dapat apa2. Mungkin Rp.100 uang kecil sehingga mereka bisa dengan cepat melupakan… tapi inilah praktek money game dalam bentuk yg sangat jelas…

Kesimpulannya,

A. Pembeli di Toko “A” jelas tidak rugi membeli AQUA seharga Rp.1000 karena harga wajar/pasaran untuk air mineral dalam kemasan botol 500ml memang segitu, dimanapun kita membelinya.

B. Pembeli di Toko “B” pun tidak rugi karena jelas di Toko “A” pun harga sebotol AQUA adalah Rp.1000. Jadi meskipun dia tidak berhasil mengajak/mereferensikan orang, pembeli di Toko “B” tidak rugi. Sebaliknya jika berhasil mereferensikan orang, si pembeli di Toko “B” malah dapat keuntungan Rp.100.

C. Sedangkan pembeli di Toko “C” jika dia berhasil mengajak/mereferensikan 10 orang maka dia UNTUNG BESAR, bayangkan hanya dengan Rp.100 dia bisa dapatkan AQUA yg di toko lain harus dibeli dengan harga Rp.1000. Sayangnya jika dia tidak berhasil mereferensikan orang, maka dia keluar uang Rp.100 tapi tidak dapat AQUA, dan tidak dapat apa-apa… lalu kemana perginya uang Rp.100 yg dia keluarkan?? Jelas untuk membiayai orang yg mengajaknya… dan jika ternyata orang yg mengajaknya pun tidak bisa mengajak sampai 10 orang, maka orang yg mengajaknya pun tidak dapat AQUA. Lalu kemana perginya uang yg masing2 Rp.100 tsb?? Jelas ke si pemilik toko “C”… yg mendapatkan uang tanpa keluar barang.

Jadi dari kasus ini kita bisa belajar… kadang2 beda bisnis legal dan money game bagaikan rambut dibelah tujuh… sangat tipis sebab bisnis legal pun (kasus di atas tadi, perdangangan AQUA yg adalah legal) bisa terjebak menjadi sebuah money game…

…kita sekarang ada di toko mana?? A, B atau C???

Untuk itu kita harus terus menggunakan logika dan akal sehat dalam menilai sebuah bisnis. Dan juga tugas kita menyampaikan informasi pencerdasan ini kepada orang2 banyak.



sumber : http://blog.supexteam.com

Minggu, 18 April 2010

Apa keuntungan yang bukan MLM Pulsa?

Berdasarkan pengalaman saya, keuntungan sebagai distributor pulsa elektrik all operator yang bukan MLM Pulsa adalah:
1. Pendaftaran gratis ( kalo bayar mending gak usah ikut )
2. Harga lebih murah dan bisa didownlinekan dengan set harga sendiri
3. Mudah rekrut counter-counter penjual pulsa karena tanpa biaya pendaftaran
4. Komisi lebih banyak karena tiap trx downline kita mendapat komisi sesuai set harga kita, dan jika downline anda counter penjual pulsa maka bisa dipastikan transaksi tiap hari lebih dari 1 transaksi
5. Hasil seimbang dengan kerepotan kita mondar-mandir ke bank untuk deposit
6. Beberapa server pulsa non MLM Pulsa memberi bonus akumulasi deposit sehingga keuntungan kita semakin meningkat

Kenapa kami tidak memilih bisnis MLM Pulsa?

Beberapa alasan kami tidak memilih menawarkan MLM Pulsa bukannya kami tidak suka dengan MLM Pulsa, tetapi berdasarkan pengalaman kami yang telah berkali-kali menjalankan multi level marketing dengan produk pulsa elektrik all operator adalah:
1. MLM Pulsa memungut biaya pendaftaran yang biasanya besarnya bervariasi tergantung Bonus yang mereka berikan karena dari uang pendaftaran itulah nanti akan dibagi untuk perusahaan & upline-upline. Maaf, untuk sistem ini mirip dengan sistem Money Game. Jika tidak ada lagi orang yang mendaftar, bonus dari uang pendaftaran inipun akan terhenti

2. Rata-rata MLM Pulsa mematok harga pulsa lebih mahal daripada server pulsa yang bukal Multi Level Marketing. Sehingga harga MLM Pulsa sudah hampir sama dengan harga beli di counter penjualan pulsa. Maka harga tidak bisa bersaing untuk dijual kembali di counter.

3. Counter-counter penjual pulsa yang saya tawari tidak ada yang mau mendaftar dengan alasan ada biaya pendaftaran. Alasan counter adalah:
a. Untung cuma sedikit kok disuruh bayar biaya pendaftaran segala
b. Counter gak mau rekrut downline karena tujuan mereka menjual pulsa, bukan mencari anggota
c. Harga MLM Pulsa kurang bisa bersaing
d. Tidak mau repot deposit sendiri ke bank

4. Masyarakat umum yang saya tawari juga beralasan yang sama dengan counter penjualan pulsa, bahkan mereka mengatakan "kalo harga sama dengan di counter, mending beli di counter! Gak usah bayar biaya pendaftaran,gak repot deposit!"

5. Sebagai upline, saya hanya mendapat capek saja! Capek melayani deposit para downline karena mereka tidak mau deposit ke bank sendiri tetapi sayalah yang harus mondar-mandir deposit ke bank. Mana keuntungan dari komisi transaksi gak seberapa lagi!

6. Banyak upline yang tidak jujur dalam membantu jaringan downlinenya. Menurut pengalaman saya, saat saya berusaha mengembangkan jaringan ( bahkan sering nombok untuk mendaftarkan downline secara gratis dengan harapan kembali sebagian sebagai bonus rekrut ), eh ternyata upline saya membuat jaringan sendiri lagi dengan program tertentu. Repot deh kalo gini!